Selasa, 18 Februari 2014

MENYUSUN SILSILAH GENETIKA MANUSIA


LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA VII
MENYUSUN SILSILAH GENETIKA MANUSIA
Description: Unib.jpg

                                                                                                



GILANG SETIAWAN
NPM.E1J012031

SHIFT: I. KAMIS (12.00-14.00)
KELOMPOK : II (DUA)

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Dasar Teori
Berdasarkan perlakuan kita pada hewan dan tumbuhan, adalah mustahil bagi kita untuk mengawin-ngawinkan manusia yang genotifnya diketahui atau ingin diketahui. Manusia begitu mulianya sehingga tidak mungkin bagi kita mengadakan percobaan genetika berupa menyilangkan manusia sama seperti Gregor Mandel menyilangkan kacang kapri. Akan tetapi kita ketahui adanya beberapa sifat herediter pada manusia yang diwariskan secara Mendelian. Pengetahuan itu diperoleh bukan dari silangan manusia, melainkan dari silsilah atau bagan keturunan yang dibuat manusia.
Suatu kebetulan penyakit genetic yang diwariskan secara Mendelian pertama kali ditemukan pada keluarga kerajaan Inggris, ialah keluarga keturunan Ratu Victoria. Penyakit menurun ini adalah penyakit Hemofilia. (Penuntun, 2013)
Sebuah tes DNA silsilah meneliti pada DNA seseorang  nukleotida di lokasi tertentu untuk melihat silsilah genetik . Hasil tes tidak dimaksudkan untuk menentukan penyakit genetik tertentu atau gangguan mereka dimaksudkan hanya untuk memberikan informasi silsilah. Tes DNA silsilah umumnya melibatkan membandingkan hasil individu yang hidup untuk silsilah pada masa lampau. (Wikipedia )
Sifat dominan adalah sifat yang selalu sering muncul pada setiap keturunan di bawah nya yang di wariskan dari induk nya, baik tetua yang wanita maupun laki laki, hal ini disebabkan adanya perpaduan materi genetis dari kedua tetua, adapaun sifat sifat dominan tersebut adalah bentuk dahi yang melengkung ke atas, telinga, mata sipit, kulit hitam, bentuk rambut dan lain lain (Istamar Syamsuri, 2004:123)
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem haplo-diploid ( haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya XX dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut.
Secara kebetulan, penyakit genetika yang diwariskan secara Mendelian pertama kali ditemukan pada keluarga kerajaan inggris, yaitu keluarga dari keturunan Ratu Victoria. Penyakit yang diturunkan oleh keluarga kerajaan ini adalah penyakit hemophilia, yaitu penyakit kelainan genetis yang disebabkan karena kegagalan system darah untuk membekukan darah pada waktu luka. Jika demikian maka akan terjadi pendarahan terus-menerus dan menyebabkan kematian karena penderita tersebut kehabisan darah. Asal usul penyakit ini diduga dari Ratu Victoria (Ratu Inggris abad ke 18) atau dari salah seorang ibu bapaknya. Kelainan mutasi ini kemudian diwariskan secara turun-temurun menurut garis ibu. Pada dewasa ini para penderita penyakit ini dapat dirawat secara medis, sehingga tidak harus menderita sampai ajal. Penderita dilarang keras untuk melakukan kegiatan yang menyebabkan luka, termasuk khitan. (Suryo. 1986)
1.2              Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui susunan silsilah genetika manusia.





BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

3.1              Bahan dan Alat
                        Bahan dan alat adalah sebagai berikut :
1.             Data genetic (golongan darah, batas rambut jidat, ujung lidah membulat atau tidak, cuping telinga) dari mahasiswa dan keluarga.
3.2         Metode
Cara kerja yang dilaksanakan adalah sebagi berikut :
1.              Membuat silsilah keluarga berdasarkan data keluarga masing-masing.
2.              Kemudian mengestimasikan genotif keluarga tersebut.




















BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan teori, bahwa sifat yang dominan seperti jidat yang membulat, mata yang sipit, golongan darah dan sifat dominan lainnya selalu muncul lebih banyak di wariskan kepada keturunannya dan hal itu juga yang menyebabkan bahwa sifat dominan itu selalu muncul lebih besar daripada sifat yang resesif.
Pada praktikum mengenai silsilah keluarga, hal yang saya perhatikan adalah mengenai golongan darah, dimana golongan darah dari ayah saya adalah O dan begitu juga ibu saya memiliki golongan darah B. Berdasarkan teori penggolongan darah berdasarkan silsilah bahwa semua keturunannya akan mempunyai darah O dan B. Hal tersebut terbukti karena dari empat bersaudara, tiga anak (Anggit, Gilang, dan Nurul) mempunyai golongan darah O dan satu anal (Amalia) bergolongan darah B.
Bapak saya mempunyai batasan rambut bersifat resesift (ww) menikah dengan ibu yang mempunyai batasan rambut bersifat resesif (ww), sehingga semua keturunannya mempunyai batasan rambut bersifat resesif (ww). Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut diturunkan tetua kepada keturunannya.
Diketahui bahwa nenek dari pihak ayah mempunyai ujung lidah bersifat dominan (RR) menikah dengan kakek yang mempunyai ujung lidah bersifat dominan (RR), sehingga semua keturunannya mempunyai ujung lidah bisa membulat (dominan RR). Sehingga keturunannya yaitu saya dan ketiga saudara saya mempunyai ujung lidah yang bisa membulat (RR). Sehingga dapat diketahui bahwa sifat fisik tersebut diturunkan tetua kepada keturunannya, dan dapat pula diketahui silsilahnya.
Nenek dari pihak ayah mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan kakek yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE). Kemudian bapak yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) menikah dengan ibu yang mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE), sehingga semua keturunannya kepada saya beserta ke tiga saudara mempunyai bentuk cuping telinga bersifat dominant (EE) pula.
BAB V
KESIMPULAN

Dari pecobaan yang dilakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1.             Dengan pola pewarisan tertentu telah di terlihat bahwa pola pewarisan sifat yang dominan selalu diturunkan kepada keturunan nya dan selalu lebih besar.
2.             Sifat fisik yang dominan hampir selalu muncul pada keturunannya.
3.             Kita mampu mengetahui dan menyusun silsilah sifat sifat fisik dari keluarga kita berdasarkan teori dari penuntun dan sifat dominan lah yang paling sring muncul, seperti yang jidat membulat, ujung lidah membulat, rambut luruh dan lain lain.
4.              Pada pengamatan golongan darah, golongan darah diturunkan juga oleh tetua kepada keturunannya sesuai dengan genotif-genotif yang dimiliki oleh kedua tetua yang menurunkannya.

















DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2009. Biologi 3 SMA dan MA untuk kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Dotti, suryati, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Genetika Dasar. Laboratorium. Agronomi. Universitas Bengkulu. Bengkulu.
Suryo. 1986. Genetika Manusia. Yogyakarta:  Gajah Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
www.wikipedia.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar