LAORAN PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA VI
DOMINASI
TAK PENUH

GILANG
SETIAWAN
NPM.E1J012031
SHIFT:
I. KAMIS (12.00-14.00)
KELOMPOK
: II (DUA)
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
TAHUN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Dasar
Teori
Dominan suatu alel terhadap alel yang lain tidak selalu terjadi. Penampakan
suatu gen dapat dipengaruhi oleh faktor – faktor lingkungan, umur, jenis
kelamin, spesies, fisiologi, genetika dan faktor – faktor lainnya. Tidak adanya
dominasi telah diketahui pada awal sejarah penelitian den. Perubahan dominasi
in itimbul karena interaksi alel, baik antar alel pada lokus yang sama maupun
pada lokus yang berbeda.Dominan DUA Aalele menghasilkan hasil yang sama,
kecuali dalam keadaan tertentu, allele resesip tidak manghasilkan sesuatu.
Heterosigot menghasilkan jumlah yang lebih sedikit darupada homosigot dominan,
tetapi lebih banyak dari pada homosigot resesif. (Anonim.2013.)
Dominan tak penuh disebut juga sebagai pastial dominan atau incomplete
dominance. Pada acara 1 dan 2 (Mendel I dan Mendel II), prinsip Mendel
dipraktekkan secara simulasi menggunakan kancing genetika dengan ekspresi gen
dominan penuh (complete dominance). Incompolete atau partial dominan tak penuh
yaitu ekspresi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediat
(antara) dari hasil silangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras
(seperti panjang ; pendek, besar ; kecil, merah ; putih, dsb).
Sebagai contoh bunga kembang pukul empat dan anyelir warna merah
disilangkan dengan bunga warna putih, maka F1-nya akan berwarna merh muda
(pink). Disini terlihat bahwa baik merah atau putih (tidak dominan). Oleh
karena warna merah diekspresikan sebagai warna merah muda (pink) pada F1, maka
dominan muncul sebagai partial atau tak penuh. Fenotip ini dikontrol oleh
pasangan alel yang keduanya tidak dominan, maka F2 mempunyai ratio sama dengan
ratio genotipenya ( 1 merah : 2 pink : 1 putih). (Aryulina,2007)
Sejak diakuinya Hukum Mendel
(segregasi dan berpadu bebas) maka banyak dil akukan penelitian ke arah
genetika. Namun rasio Mendel seperti 3:1 dan 9:3:3:1 tidak selalu terjadi dalam
semua persilangan. Ni sbah fenotipe maupun genotipe yang dihasilkan Mendel akan
diperoleh seandainya terpenuhi kondisi tertentu, yaitu (a) seti ap s ifat hanya
ditentukan oleh satu lokus; (b) alel dalam setiap lokus bersegregasi bebas dari
lokus lain; dan (c) gen-gen yang di pelajari terdapat pada inti. Ternyata
kondisi ini tidak selalu terpenuhi, oleh karena itu akan sering ditemukan penyimpangan d ari nisbah
Mendel. Penyimpangan ini dapat dijelask an bahwa terdapat karakter-karakter
yang dipengaruhi oleh lebih dari sepasa ng gen yang berinteraksi. Interaksi
inilah yang akan memunculkan berbag ai variasi fenotipe, meskipun hukum dasar
pewarisan si fat keturunan sama dengan Mendel. (Crowder,1997)
Interaksi ini mungkin berada
pada level gen-gen itu
sendir i, aksi dari produk-produk yang dihasilkan pada kegiatan
sitoplasma atau merupakan
interaksi sel-sel atau
organ-organ yang gen-gennya mengalami perubahan. Untuk mengetahui pada level
mana interaksi terjadi maka itu merupakan su atu objek utama dalam studi
interaksi gen. Studi ini akan melengkapi studi dibidang biokimia dan fisiologi.
Produk dari semua aspek fenotipe bergantung pada keseluruhan gen yang membentuk
genome. Bahwa sangat tidak mungkin pendekat an studi interaksi gen dengan hanya
melihat total dari interaksi itu sendiri tetapi dapat didekati dengan
memperhatikan kejadi an sederhana pada variasi sebuah sifat yang bersegregasi
dari dua gen nona lelik. Seiring dengan perkembangan wakt u maka
penelitian-penelitian yang menjelaskan tentang intera ksi gen semakin
berkembang. Salah satunya adalah dominansi suatu alel terhadap alel lain tidak
selalu terjadi . Penampakan su atu gen dapat dipeng aruhi oleh faktor-faktor
seperti lingkungan, umur, jenis kelamin, fisiologis, genetik dan faktor
lainnya. (Suryo, 2001)
1.2
Tujuan
1.
Mengetahui ekspresi gen partial dominance atau dominan
tak penuh.
2.
Melihat langsung ( melalui foto – foto ) ha
sil persilangan yang partial dominance
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan
dan Alat
Bahan dan alat adalah
sebagai berikut :
1.
Over head projektor
(OHP)
2.
Transparansi
2.2 Metode
Cara kerja yang dilaksanakan
adalah sebagi berikut :
1.
Mengamati dan
mendiskusikan foto – foto hasil persilangan yang ditunjukkan melalui
transparansi.
2.
Menggambar
fhoto-fhoto di kertas laporan praktikum sementara.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
4.1 Hasil Pengamatan
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini dilakukan
percobaan tentang dominasi tak penuh. Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan
bahwa salah satu sifat yang dominan belum tentu mempengaruhi atau mendominasi
anakan yang dilahirkan. Pengamatan yang dilakukan adalah pada satu sifat beda
atau yang dikenal dengan monohibrid. Tetua yang disilangkan adalah antara bunga
merah dengan bunga putih, dimana dalam persialngan ini dihasilkan bunga yang
berwarna merah muda (pink). Pada teori yang sebenarnya, jika ada bunga berwarna
merah disilangkan dengan bunga berwarna putih keturunan yang dihasilkan adalah
bungan yang berwarna merah, karena diketahui bahwa warna merah lebih dominan
dibanding warna putih.
Dominasi tak penuh maksudnya adalah
persialangan yang salah satu tetuanya tidak mendominasi tetua yang lainnya,
atau salah satu tetua tidak mewariskan secara total sifat yang dimiliki kepada
keturunannya. Peristiwa persilangan yang seperti ini dapat dikatakn bahwa kedua
tetua saling mempengaruhi filialnya dengan penggabungan sifat yang dimiliki.
Persilangan yang dilakukan adalah
antara bunga merah (RR) dengan bunga putih (rr) anakan pertama (f1) adalah
merah mudah (Rr). Kemudian antar merah mudah (Rr) disilangkan dengan bunga merah
mudah (Rr) sehingga menghasilkan keturunan kedua (F2) adalah merah (RR),
merah-mudah (Rr), dan putih (rr). Perbandingan fenotip yang diperoleh adalah
merah : merah-muda : putih (1:2:1). Perbandingan genotip yang diperoleh adalah
RR : Rr : rr (1:2:1).
Dominan
parsial (dominasi tak penuh) atau incomplete dominance. Pada tip e ini tidak
terjadi dominansi karena fenotipe heterozigot terletak diantara 2 induk
homozigot (intermediet). Tanaman heterozigot akan menghasilkan segregasi zuriat
dengan nisbah 1:2:1. Pada tingkat molekuler, tipe ini umumnya disebabkan oleh
pengaruh kuantitatif sejumlah alel normal yang mengakibatkan te rjadinya proses
transkripsi yang menghasilkan banyak protein, sedang kan yang sedikit alel normal maka
transkripsi akan menghasilkan sedikit pr otein. Jika tidak memiliki alel
yang normal maka terhambat
terjadi transk ripsi dan mungkin tidak akan atau hanya sedikit sekali terbentuk
protein. Alel gen warna bunga merah tidak dominan penuh terhadap alel gen warna
bunga putih sehingga tanaman
be rgenotipe heterozigot akan menampakkan warna intermediet (merah muda). Jika
dibiarkan tanaman tersebut menyerbuk sendiri maka akan menghasilkan zuriat tanaman yang
bersegregasi dengan nisbah bunga merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Serta
perbandingan genotipnya adalah 1:2:1.
BAB V
KESIMPULAN
Dari
pecobaan yang dilakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Keadan lingkungan dapat sangat mempengaruhi penanpakan
gen. Dalam kenyataan penampakan fenotife adalah akibat interaksi antara
genotife dan lingkungan.
2.
Dominan tak penuh atau partial dominan adalah
eksperesi gen pada turunan berdasarkan pengamatan fenotip yang intermediet dari
hasil persilangan tetua dengan karakter yang berbeda dan kontras.
3.
Ekspresi dari gen partial dominan adalah gabungan
antara sifat kedua induknya yang saling mempengaruhi (tidak ada dominan dan
tidak ada resesif).
4.
Hasil persilangan F1 bunga anyelir dan bunga pukul
empat berwarna merah dan putih hasilnya akan berwarna merah muda (pink) semua.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.
Dominan Tak Penuh. http://wikipedia.com/Dominan Tak
Penuh genetika.html. Diakses 2 mei 2013
Aryulina, Diah, Choirul Muslim,
Syalfinaf Manaf, dan Endang Widi Winarni. 2007. BIologi 3 SMA dan MA untuk
kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Crowder, L. V. 1997. Genetika Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Suryo. 2001. Genetika. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Merkur Futur Adjustable Safety Razor - Sears
BalasHapusMerkur https://septcasino.com/review/merit-casino/ Futur Adjustable Safety Razor is the perfect aprcasino balance of performance, safety, febcasino and comfort. 토토 Made in Solingen, Germany, this razor casino-roll.com has a perfect balance of