e1j012031
LAORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA
I
MENGENAL
TIPE KERAGAMAN (VARIASI)
NAMA : GILANG SETIAWAN
NPM : E1J012031
SHIFT : I KAMIS (12.00-14.00)
KELOMPOK : II (DUA)
LABORATORIUM
AGRONOMI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
TAHUN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Dasar
Teori
Mahkluk hidup di permkaan bumi ini
terdiri dari manusia, hewan dan tumbuhan. Setiap mahkluk hidup yang satu dengan
lainnya dan bahkan dengan lingkungannya saling mempengaruhi, hal yang seperti
ini disebut dengan interaksi ataupun simbiosis. Akibat dari interaksi inilah
menimbulkan banyaknya perbedaan-perbedaan yang bisa diamati. Contohnya adalah
tumbuhan, sering dijumpai disekitar kita berbagai macam bentuk bunga dengan
warna, bentuk, ukuran, corak, jenis dan bau yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan
tersebutlah yang dinamakan dengan keanekaragaman atau variasi. Keanekaragaman
tersebut terbentuk karena adanya faktor alam yang mempengaruhi, tetapi yang
paling besar adalah faktor gen. Gen adalah bagian internal yang dimiliki oleh
mahkluk hidup. Gen erat kaitanya dengan perwarisan sifat, karena gen adalah
yang membawa materi genetik dari tertuanya (induk). Ilmu yang mempelajari
tentang pewarisan sifat di sebut genetika.
Selain
itu juga dalam dunia hewan, setiap hari kita menyaksikan berbagai macam makhluk
hidup yang ada disekitar kita, misalnya semut. Semut ada beberapa jenis, ada
yang berwarna merah dan hitam, ada yang besar, ada yang kecil. Ukuran,
perilaku, da kebiasaan semut hidup tidak sama. Begitu pula jenis makan dan
tempat hidupnya tidak sama. (Sudjadi, 2005)
Secara
teoritis, berdasarkan penyebabnya, variasi dalam sistem biologi dibagi dua
yaitu Variasi Genetik yaitu
variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang bersifat kekal dan
diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel yang lain. Jika gen
berubah, maka sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh
gen disebut genotif. Ini
dikenal sebagai pembawa. (Syamsuri, 2002).
Variasi non genetik atau variasi lingkungan
yaitu yang ditentukan oleh factor lingkungan seperti intensitas cahaya,
kelembaban, pH tanah, dll. Keadaan factor-faktor lingkungannya sama dengan
pohon yang pertama, sekalipun demikian hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang
memadai tentang komposisi lingkungan akan menentukan genotif yang sesuai untuk
kondisis tertentu. (Welsh, 1991)
Menurut
tolok ukurnya variasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Variasi yang bersifat kuantitatif, yaitu variasi yang dapat dilihat bentuknya
secara deret matematis (kontinum) dan ditentukan oleh banyak gen (poligeni).
Contohnya : tinggi, berat, dan jumlah.
Variasi yang bersifat kualitatif, yaitu variasi yang sifatnya diskontinum
(tidak bersambung menurut deret matematis) dan ditentukan oleh satu gen
(monogeni). Contohnya : warna kulit, golongan darah, dan sebagainya.
Variasi
juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya variasi yaitu :
Variasi genetic adalah variasi yang dihasilkan oleh factor keturunan (gen) yang
bersifat kekal dan diwariskan secara turun-temurun dari satu sel ke sel yang
lain.
Variasi non genetic (variasi lingkungan) adalah variasi yang ditentukan oleh
factor lingkungan yang ada di sekitarnya dan tidak diwariskan ke keturunannya.
(Dotti Suryati, dkk, 2013)
Semua
makhluk hidup yang ada di bumi ini memiliki perbedaan walupun masih dalam satu
spesies, hal ini di sebabkan karena keanekaragaman (variasi). Keanekaragaman
adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen,
spesies dan ekosistem di suatu daerah. Keanekaragaman jenis merupakan
keragaman organisme dari suatu spesies yang mempunyai perilaku, strategi hidup,
bentuk, ruang dan juga ketergantungan antara jenis satu dengan yang lainnya
berbeda. Beranekaragam jenis akan menunjukkan adanya variasi bentuk yang
berbeda-beda pula. (Anonim. 2012)
1.2
Tujuan
Mengamati
dan mengenal tipe-tipe keragaman pada tanaman.
BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
2.1 Bahan
dan Alat
Bahan dan alat adalah
sebagai berikut :
1.
Biji Serealia (padi, jagung, sorgum).
2.
Biji Kacang-kacangan (kedelai, kacang
hijau, kacang tanah).
3.
Bunga.
4.
Alat ukur.
5.
Kaca Pembesar.
2.2 Metode
Cara kerja yang
dilaksanakan adalah sebagi berikut :
1.
Mengamati biji-bijian dan bunga.
2.
Mencari dan mendapatkan paling sedikit
tiga ciri yang berbeda untuk suatu sifat/variasi.
3.
Mencatat dalam bentuk tabel dan gambar
dari hasil yang ditemukan
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini dilakukan dengan
metode pengamatan mengunakan indra penglihatan dan dibantu dengan dengan alat
optik yaitu kaca pembesar. Objek yang diamati adalah daun lidah mertua dan biji
padi. Dalam percobaan ini daun lidah mertua yang diamati adalah sebanyak 16
buah yang kesemuanya tidak dapat
disebutkan namanya satu persatu, sedangkan biji padi adalah sebanyak 3 buah.
Biji padi yang diamati adalah biji padi sawah, burung dan punduk kuning. Dalam
melakukan pengamatan pada objek lidah mertua, untuk membedakan daun yang satu
dengan lainnya diberikan penomoran pada daging daun mengunakan alat tulis. Saat
melakukan pengamatan diterapkan sistem pergiliran objek yang dimulai dari no 1
dengan no 16. Begitu juga pengamatan yang dilakuakan pada biji padi.
Pertama, pengamatan dilakukan pada
daun lidah mertua. Mengunakan sistem pergiliran nomor, kami mengamati objek
satu persatu. Dari 16 objek yang diamati, dapat dilihat variasi atau
keanekaragaman pada ukuran, bentuk, warna, corak, dan ujung daun. Secara umum
dan lengkap hasilnya adalah sebagai berikut:
1.
Ukuran : Panjang (±21-42), sedang (±11-20)
dan pendek (±5-10)
2.
Bentuk : lebar panjang, lonjong seperti
pedang, lonjong melebar, pipih panjang, pipih lebar panjang, pipih panjang
bergelombang,lebar, lebar pipih, pipih oval lebar,pipih lebar, dan pipih
pendek.
3.
Warna :
hijau, hijau tua, hijau muda, hijau tua dibagian tengah daun dengan kuning
dibagian tepi, dan hijau muda kekuning-kuningan.
4.
Corak :
corak bergaris horizontal warna hijau tua dibagian atas saja dan seluruh, corak
garis tulang daun, corak garishorizontal berwarna hijau tua/hitam membentuk
tangga, dan bulatan berwarna putih.
5.
Ujung Daun : meruncing, runcing, dan
membulat.
Banyak yang lain variasi yang dapat
diamati, tetapi dalam pengamatn ini tidak dapat disebutkan dikarenakan beberapa
faktor.
Kedua, pengamatan dilakukan pada biji
padi. Menggunakan cara yang sam pada pengamatan daun lidah buaya didapatkan
variasi atau keanekaragaman meliputi ukuran, bentuk, warna, warna hilum, dan
bentuk hilum. Secara umum dan lengkap hasilnya adalah sebagai berikut :
1.
Ukuran :
kecil dan besar
2.
Bentuk :
lonjong, panjang, dan panjang membulat.
3.
Warna :
coklat dan kuning pucat.
4.
Warna hilum : putih dan kuning
5.
Bentuk hilum: lonjong dan kecil.
Dari
percobaan yang dilakukan dapat dikatakan bahwa benar yang dikatakan pada teori
bahwa setiap mahkluk hidup memiliki ciri masing-masing. Hal itu terbukti dengan
pengamatan yang dilakuan pada daun lidah mertua dan biji padi. Walaupun kedua
objek tersebut satu spesies tapi banyak sekali ditemukan ciri-ciri yang
berbeda. Ciri-ciri tersebut membuat spesies itu bervariasi atau beranekaragam.
BAB V
KESIMPULAN
Dari pecobaan yang dilakukan dapat
di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Mahkluh hidup di dunia ini memeliki
ciri-ciri yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya walaupun satu
spesies yang mana perbedaan tersebut membentuk sebuah keanekaragaman atau
variasi.
2.
Pada tumbuhan atau objek keseluruhan
praktikum keanekaragaman atau variasi dapat dilihat dari buah, biji, bunga,
batang, akar dan daun.
3.
Dalam pengamatan yang dilakukan yaitu
mengunakan sampel daun lidah mertua dan biji padi keanekaragaman atau variasi
terlihat pada ukuran, bentuk, warna corak, ujung daun, warna hilum dan bentuk
hilum. Dari bagian yang diamati tersebut ditemukan beberapa perbedan, misalnya
pada ukuran ada yang tinggi, sedang, pendek, kecil, besar, dan panjang
membulat.
4.
Variasi yang ada meliputi variasi
kuantitatif (dapat dinyatakan dengan angka) dan kualitatif (tidak dapat
dinyatakan dengan angka) jika dilihat daritolak ukurnya. Sedangkan jika dilihat
dari faktor terbentuknya meliputu variasi genetika(keturunan) dan variasi
lingkungan. Baik gen maupun lingkungan disekitar mahkluk hidup dapat
mempengaruh mahkluk hidup sehingga menimbulkan ciri-ciri yang berbeda-beda yang
membentu sebuah keanekaragaman atau variasi.
5.
Tipe-tipe keanekaragaman meliputi
keanekaragaman spesies, gen dan lingkungan.
JAWABAN
PERTANYAAN
1.
Apa pentingnya keragaman?
Jawab:
Pentingnya keragaman yaitu karena dengan
adanya keragaman/ variasi kita dapat memebedakan makluk hidup dari segi bentuk,
warna, ukuran, tempat hidup, tingkah laku, bentuk integrasi, golongan darah.
Dan juga dapat sebagai sumber bagi setiap program pemuliaan tanaman, dan dapat
dimanfaatkan dalam progam persilangan yang canggih untuk mendapatkan kombinasi
genetik yang baru. Selain itu karena adanya keanekaragaman membuat semakin
banyak variasi sehingga melahirkan keindahan.
2. Apa kemungkinan yang menyebabkan keragaman genetik? Berikan contoh yang
spesifik!
Jawab:
Keragaman genetik
dalam bentuk variasi alela terjadi karena adanya Mutasi.
Contoh:
Contohnya pada jagung, Kecepatan mutasi alami pada
sejumlah lokus berbeda, pada jagung berkisar antara 0 sampai 500 mutasi per
1.000.000 gamet.kecepatan mutasi ini dikendalikan oleh faktor genetik. Pada
jagung terdapat sejumlah gen yang disebut aktivator dan disasosiator yang
mengendalikan kecepatan kecepatan mutasi pada lokus. Tingkat kestabilan
kromosom terhadap mutasi tergantung pada keadaan alela yang mengendalikan
lokus. Faktor lingkungan seperti radiasi dan perubahan suhu yang mendadak
umumnya akan memepengaruhi kecepatan mutasi. Sumber energi dipastikan merupakan
penyebab terjadinya mutasi ini.
3. Bagaimana anda bisa mengetahui bahwa penyebab keragaman adalah karena
genetik atau lingkungan?
Jawab:
Untuk mengetahui penyebab keragaman adalah karena genetik
atau lingkungan adalah keragaman gen dapat memunculkan variasi/keragaman. Sebab
gen merupakan faktor pembawa sifat keturunanyang menentukan sifat makluk hidup.
Kalau lingkungan merupakan keragaman, walaupun gennya sama tapi bila ditanam
dilingkungan yang berbeda maka akan menimbukkan keragaman/variasi. Bukan hanya
itu saja, lingkungan yang tidak mendukung juga akan menimbulkan keragaman,
karena lingkungan faktor yang mempengaruhinya yaitu, pH tanah, intensitas cahaya
matahari, kesuburan tanah,dll.
Sebagai contoh jeruk yang biasa di dataran tinggi,
dicangkok kemudian ditanam di Berastagi (medan), yaitu kota yang lebih rendah
dari pada batu, Tanaman cangkokan secara genotif sama dengan induknya. Namun
karena lingkungan kota batu berbeda dengan Berastagi, akan muncul tanaman
Jeruk yang ukuran buahnya kecil dan memiliki rasa lebih kurang manis,asam. Jadi
terdapat perbedaan fenotif antara apel yang
ditanam di Batu dan di Berastagi, meskipun gennya sama.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Keanekaragaman variasi. http://www.wikipedia.com/keragaman-variasi.html
(Dilihat tanggal 10 Maret 2013)
Sudjadi, Bagod. 2005. Biologi. Surabaya: Yudhistira.
Suryati, Dotti,dkk. 2013. Penuntun Pratikum Genetika Dasar.
Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Syamsuri,Istamar,dkk.2004.Biologi. Jakarta:
Erlangga.
Welsh, James R.1991. Dasar-dasar Genetika dan
Pemuliaan Tanaman.Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar