Sabtu, 04 Januari 2014

HUKUM MENDEL II

E1J012031 
LAORAN PRAKTIKUM GENETIKA
ACARA I
HUKUM MENDEL II


                                          

GILANG SETIAWAN
NPM.E1J012031

SHIFT: I. KAMIS (12.00-14.00)
KELOMPOK : II (DUA)


LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2013


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Dasar Teori
Dalam hukum mendel II atau dikenal dengan The Law of Independent assortmen of genesatau   Hukum   Pengelompokan   Gen   Secara   Bebas dinyatakan   bahwa   selama  pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan  gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid,  yaitu persilangan dari 2 individu yang memiliki satu ataulebih karakter yang berbeda.  Monohibrid adalah hibrid dengan 1 sifat beda, dan dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat  beda, akan menghasilakn perbandingan 9:3:3:1. Fenotif adalah penampakan/ perbedaan  sifat dari suatu individu tergantung dari susunan genetiknya yang dinyatakan dengan kata- kata (misalnya mengenai ukuran, warna, bentuk, rasa, dsb). Genotif adalah susunan genetik  dari suatu inidividu yang ada hubungannya dengan fenotif; biasanya dinyatakan dengan  simbol/tanda huruf. (Suryo. 1992)
Persilangan bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alela dari karakter tersebut. Untuk itu tanaman kapri/ercis (Pisum sativum) yang memiliki biji bulat warna kuning (BBKK) disilangkan dengan kapri berbiji keriput warna hijau (bbkk). Keturunan F1 dari persilangan antara dua induk/tetua yang homozigot tersebut menghasilkan hibrida (heterozigot) bagi kedua pasangan gen tersebut. Keturunan F1-nya (BbKk) adalah hibrida, dan persilangan antara BBKK x bbkk adalah persilangan dihibrid. (Suryati,2012)
Perkawinan dihibrid ialah suatu perkawinan dengan dua sifat beda. Dalam contoh ini adalah persilangan antara biji kacang ercis berbentuk bulat dan berwarna kuning dengan biji yang yang berbentuk kisut dan berwarna hijau. Ternyata hasil keturunan silangan F1 100% berbiji bulat kuning. Jika tanaman hasil silangan ini dikawinkan sesamanya maka terjadilah hasil perkawinan sebagai berikut:
1.         9/16 bagian = bulat kuning
2.              3/16 bagian = bulat hijau
3.              3/16 bagian = kisut kuning
4.              1/16 bagian = kisut hijau
(Yatim, Wildan. 1996)
Tabel 1. ringkasan hasil persilangan antara tanaman kapri berbiji bulat berwarna kuning dengan tanaman kapri berbiji keriput berwarna hijau.
Fenotipe
Genotipe
Frekuensi Genotipe
Rasio fenotipe
Bulat – Kuning
BBKK
BBKk
BbKK
BbKk
1
2
2
4
9
Bulat – hijau
BBkk
Bbkk
1
2
3
Keriput - Kuning
bbKK
bbKk
1
2
3
Keriput – Hijau
bbkk
1
1
(Suryati, Dotti, dkk. 2013)
1.2              Tujuan
Menentukan dan membuktikan perbandingan fenotipe menurut hukum Mendel pada persilangan dengan dua sifat beda (dihibrid).










BAB II
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

2.1       Bahan dan Alat
                        Bahan dan alat adalah sebagai berikut :
1.         Kancing genetik 4 warna
2.         Dua buah stoples
2.2       Metode
                        Cara kerja yang dilaksanakan adalah sebagi berikut :
1.         Mengambil sepasang gen merah, putih, kuning dan hijau. Dalam hal ini warna gen merah (B) membawa sifat untuk bentuk biji bulat dan dan dominan terhadap putih (b) pembawa sifat untuk bentuk biji keriput. Sedangkan warna gen kuning (K) adalah pembawa sifat untuk warna biji kuning dan dominan terhadap warna hijau (k) pembawa sifat untuk warna biji hijau.Membuka pasangan gen diatas. Hal ini diumpamakan sebagai pemisahan gen pada saat pembentukan gamet dari kedua induk. Pada proses ini diasumsikan bahwa fertilisasi terjadi secara acak.
2.         Menentukan kombinasi genotipe yang terbentuk pada F1.
3.         Membuat pasangan model gen untuk meneruskan macam gamet yang terbentuk pada F1. Harus diingat bahwa 1 pasang model gen diangap satu macam gamet.
4.         Membuat model gamet yang sama seperti diatas (langkah 4) masing-masing 16.
5.         Delapan pasang dari masing – masing pasangan model gen dimasukkan kedalam stoples I dan 8 pasang lagi ke stoples II. Dikocok atau diaduk sehingga bercampur dengan baik.
6.         Secara serentak dan acak, diambil model gamet dari masing – masing pasangan model gen dimasukkan kedalam stoples tersebut, lalu pasangkan guna menentukan kombinasi genotipenya.
7.         Mencatat hasil kombinasi yang didapatkan. Bila dari stoples I terambil model gen (gamet) pasangan putih-kuning (bK) dari stoples II terambil merah-hijau (Bk), maka kombinasi genotipenya adalah BbKk. Demikian seterusnya.
8.         Pasangan yang terambil kembalikan ke stoples masing – masing dan lakukan pengambilan sebanyak 32x dan 64x.




























BAB III
HASIL PENGAMATAN

4.1       Tabel  Nisbah Pengamatan Fenotipe

Fenotipe
Genotipe
Frekuensi genotipe
Rasio Fenotipe
32x
64x
32x
64x
Bulat-Kuning
BBKK
3
6
19
36
BBKk
3
6
BbKK
7
10
BbKk
6
14
Bulat-Hijau
BBkk
0
3
5
13
Bbkk
5
10
Keriput-Kuning
bbKK
2
4
7
10
bbKk
5
6
Keriput-Hijau
bbkk
1
5
1
5
Total
32
64
32
64

4.2       Tabel Perbandingan/nisbah fenotipe pengamatan/observasi (O) dan Nisbah harapan/teoritis/expected (E).
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Deviasi
32x
64x
32x
64x
32x
64x
Bulat-Kuning
19
36
18
36
1
0
Bulat-Hijau
5
13
6
12
-1
1
Keriput-Kuning
7
10
6
12
1
-2
Keriput-Hijau
1
5
2
4
-1
1
Total
32
64
32
64
0
0




BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan praktikum Genetika kali ini dengan sub bab pembahasan mengenai hukum mendel II dimana ada percobaan ini hanya melakukan persilangan dengan dua sifat beda, yang sesuai dengan hukum Mendel II, atau yang lebih dikenal dengan Persilangan Dihibrid. Adapun sifat sifat yang akan di silangkan yaitu antara warna biji dan bentuk biji. Dimana pada postulat Mendel mengatakan bahwa Biji Bulat dan warna merah dijadikan sebagai sifat yang dominan  dan diberi lambang (B) dan kemudian untuk sifat kedua yaitu biji keriput dilambangkan dengan warna Putih (b) karena sifatnya yang resesif.  Dan kemudian untuk sifat kedua, dimana pemberian lambang untuk sifat dominan yaitu pada warna kuning ( K ) dan untuk sifat yang resesif yaitu warna hijau ( k ).
Dari hasil persilangan antara (BBKK) dimana pada saat praktikum ini kita menggunakan kancing genetik berwarna merah dan kuning yang kemudian disilangkan dengan biji keriput berwarna hijau (bbkk)  yang diwakil kancing genetik hijau dan merah. Persilangan ini dilakukan dengan mengacak dua sifat tersebut kedalam toples yang telah di bagi dua, dan diambil menggunakan kedua belah telapak tangan dan di balik untuk melihat hasil persilangannya. Ketika kedua persilangan tersebut dilakukan, antara biji bulat berwarna kuning terhadap biji keriput berwarna hijau, karena biji bulat berwarna kuning merupakan sifat yang dominan berdasarkan postulat Mendel maka didapat kan lah hasil F1 nya  yang 100 %berwarna bulat kuning ( BbKk ).
Jika F1 disilangkan dengan sesamanya (F1), maka diperoleh empat macam fenotipe yaitu Bulat-Kuning, Bulat-Hijau, Keriput-Kuning, dan Keriput-Hijau. Dengan genotipe untuk Bulat-Kuning (1 BBKK; 2 BBKk; 3 BbKK dan 4 BbKk), Bulat-Hijau (1 BBkk; 2 Bbkk), Keriput-Kuning (1 bbKK; 2 bbKk) serta Keriput-Hijau (bbkk). Menurut hukum Mendel II, perbandingan fenotipe untuk persilangan dihibrid pada F2 adalah 9:3:3:1.
Dalam praktikum ini diperoleh hasil yaitu :
1.             Pengambilan 32x
Pada pengambilan 32x hasil yang diperoleh adalah :
a.              Bulat-Kuning
Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 19, dengan frekuensi genotip BBKK=3, BBKk=3, BbKK=7, dan BbKk=6.
b.             Bulat-Hijau
Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 5, dengan frekuensi genotip BBkk=0, dan Bbkk=5.
c.              Keriput-Kuning
Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 7, dengan frekuensi genotip bbKK=2, dan bbKk=5.
d.             Keriput-Hijau
Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 1, dengan frekuensi genotipnya adalah bbkk=1.
Jadi, hasil dari percobaan pada pengambilan 32x diperoleh data rasio fenotifnya, yaitu sifat Bulat-Kuning sebanyak 19 kali, Bulat-Hijau sebanyak 5 kali, Keriput-Kuning sebanyak 7 kali dan Keriput-Hijau sebanyak 1 kali, sedangkan hasil yang diharapakan adalah Bulat-Kuning sebanyak 18 kali, Bulat-Hijau sebanyak 6 kali, Keriput-Kuning sebanyak 6 kali dan Keriput-Hijau sebanyak 2 kali. Sehingga deviasi yang diperoleh adalah 1 untuk Bulat-Kuning, -1 untuk Bulat-hijau, 1 untuk Keriput-Kuning dan -1 untuk Keriput-Hijau dengan total deviasi adalah 0. Deviasi menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan, maka mengacu pada teori maka percobaan ini bisa dianggap benar.
2.             Pengambilan 64x
Pada pengambilan 64x hasil yang diperoleh adalah :
a.              Bulat-Kuning
Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 36, dengan frekuensi genotip BBKK=6, BBKk=6, BbKK=10, dan BbKk=14.
b.             Bulat-Hijau
Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 13, dengan frekuensi genotip BBkk=3, dan Bbkk=10.
c.              Keriput-Kuning
Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 10, dengan frekuensi genotip bbKK=4, dan bbKk=6.
d.             Keriput-Hijau
Rasio fenotip yang dipeoleh adalah 5, dengan frekuensi genotipnya adalah bbkk=1.
Jadi, hasil dari percobaan pada pengambilan 64x diperoleh data rasio fenotifnya, yaitu sifat Bulat-Kuning sebanyak 36 kali, Bulat-Hijau sebanyak 13 kali, Keriput-Kuning sebanyak 10 kali dan Keriput-Hijau sebanyak 5 kali, sedangkan hasil yang diharapakan adalah Bulat-Kuning sebanyak 36 kali, Bulat-Hijau sebanyak 12 kali, Keriput-Kuning sebanyak 12 kali dan Keriput-Hijau sebanyak 4 kali. Sehingga deviasi yang diperoleh adalah 0 untuk Bulat-Kuning, 1 untuk Bulat-hijau, -2 untuk Keriput-Kuning dan 1 untuk Keriput-Hijau dengan total deviasi adalah 0. Deviasi menyatakan besarnya penyimpangan hasil pengamatan terhadap besarnya harapan, maka mengacu pada teori maka percobaan ini bisa dianggap benar.

















BAB V
KESIMPULAN

Dari pecobaan yang dilakukan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
1.             Hukum mendel II dikenal dengan The Law of Independent assortmen of genes atau   Hukum   Pengelompokan   Gen   Secara   Bebas .
2.             Gen-gen sealel akan memisah secara bebas dan mengelompok dengan
gen lain yang bukan alelnya
3.             Dihibrid adalah hibrid dengan 2 sifat  beda, akan menghasilakn perbandingan 9:3:3:1. Pada percobaan ini persilangan yang dilakukan adalah antara biji bulat warna kuning dengan biji keriput warna hijau.
4.             Perbandingan fenotip yang diperoleh dalam praktikum ini adalah pada pengambilan 32x yaitu 19:5:7:1 dan pengambilan 64x yaitu 36:13:10:5, sedangakan total deviasi yang diperoleh adalah 0. Fenotip yang diperoleh adalah bulat-kuning, bulat-hijau, keriput-kuning, dan keriput-hijau.
5.             Gen yang bersifat dominan menutupi gen yang resesif.
6.             Tujuan dari persilangan dua sifat beda untuk mempelajari hubungan antara pasangan-pasangan alel dari karekter tersebut.














JAWABAN PERTANYAAN

1.             Ada berapa kombinasi genotipe yang muncul dari persilangan tersebut?
Ada sembilan macam yaitu, BBKK, BBKk, BBkk, Bbkk, bbKK, bbKk dan bbkk.

2.             Tulis perbandingan fenotipe yang diperoleh!
9 : 3 : 3 : 1.

3.             Jelaskan prinsip persilangan yang dilakukan diatas dengan kejadian di alam nyata?
Misalnya untuk memperoleh tanaman mangga yang rasanya manis dan berbuah banyak, maka disilangkanlah tanaman yang rasanya asam dan berbauh lebat dengan tanaman yang rasanya manis dan berbuah sedikit. Sehingga F2 yang terbentuk diharapkan tanaman mangga yang rasanya manis dan berbuah lebat.
















DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Pewarisan Sifat. http://www.wikipedia.com/pewarisan sifat.html  (Dilihat tanggal 14 Maret 2013)
Suryati, Dotti, dkk. 2012. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu.
Suryo. 1992. Genetika Strata. Yogyakarta : UGM Press
Syamsuri,Istamar,dkk.2004.Biologi. Jakarta: Erlangga.
Yatim, Wildan. 1996. Genetika. Bandung: TARSITO.